Ini cerita tentang kunjungan Nares dan Kinar ke Museum Wayang di Jakarta. Ini adalah museum ke-3 yang mereka dikunjungi. Sebelumnya mereka pernah mengunjungi Museum Layang-layang Jakarta dan Museum Keraton Sumenep. Beberapa kali ke museum Nares dan Kinar sih asik-asik aja. Karena memang koleksi museumnya menarik untuk dilihat.
Museum Wayang ini terletak satu wilayah dengan Museum Fatahillah di Kota Tua, Jakarta Barat. Jadi kalau ada waktu bisa sekalian ke Museum Fatahillah. Saya dan anak-anak mengunjungi museum ini setelah dari CFD di Bundaran HI. Di Sekitar kota Tua juga sedang berlangsung car free day..jadi parkirnya sekitar 100 meter dari Kota Tua.
Karena musim libur juga, jam 8 pagi udah rame banget di Kota Tua. Berbagai atraksi seni, badut aneka kartun, dan manusia patung atau humanoid sudah siap menyambut wisatawan. Pengunjung bisa berfoto dengan mereka dan membayar seiklasnya di wadah kotak/kaleng yang disediakan. Ada yang seribu..2 ribu…bebas.
Karena tertarik dengan nama Museum Wayang…masuklah saya dan anak-anak ke museum itu. Wuih masuknya berjubel. Bayar tiket dulu untuk 1 dewasa dan 3 pelajar. Harga tiketnya beda, untuk dewasa 5000 untuk pelajar 2000. Jadi berempat saya, Nares, Kinar, dan Dyra sepupu Nares.. 11 ribu sajaaahh.
Setelah mendapat tiket masuk, kami melintasi ruangan yang minim cahaya..tapi hanya sebentar lalu melewati koridor yang berada di pinggir taman terbuka di bagian tengah museum. Disini berhenti sebentar untuk foto-foto. Saya gak ngeh kalo taman terbuka ini ternyata adalah makam mantan gubernur jenderal Batavia Jan Pieterszoon Coen. Yaa.. jadi di dalam museum itu ada makam nya… 😀 Tahunya setelah browsing-browsing tentang museum wayang.. 😀 😀
Setelah berfoto di koridor taman makam Jan Pieterszoon, lalu kami masuk lagi ke ruangan dan sudah ada beberapa koleksi wayang atau boneka. Saya dan anak-anak langsung menuju ke lantai 2 melalui tangga yang terbuat dari kayu. Ruangannya masih dengan tingkat pencahayaan yang rendah alias remang-remang tapi dilengkapi dengan pendingin ruangan.
Di lantai 2 ini lebih banyak koleksi wayang atau boneka dari mancanegara. Diantaranya boneka dari Amerika, Rusia, Jepang, Polandia, India, Perancis, dan negara-negara lainnya. Kalau dari negeri sendiri, selain wayang kulit, ada juga berbagai boneka yang biasa dipakai dalam upacara adat, seperti Si Gale-gale boneka dari Sumatera Utara. Ada juga koleksi seperangkat alat musik tradisional gamelan.
Untuk keluar dari ruang ini..kita harus balik lagi ke arah masuk lewat tangga. Pintu keluar ada di bagian kanan. Sebelum keluar masih ditemui koleksi-koleksi boneka yang legendaris. Diantaranya boneka Si Unyil 🙂
Setelah melewati etalase Si Unyil dkk ini barulah kita melewati lorong yang lantai dan dindingnya terbuat dari kayu. Lorong ini menghubungkan lantai 2 dengan lantai 1. Lantai 1 nya terpisah dengan bagian loket tadi. Disini tersedia toko souvenir dan toilet. Pintu keluarnya tepat setelah toilet di museum wayang.
Meskipun anak-anak suka dengan beberapa koleksi, apalagi yang dari mancanegara..tapi anak-anak gak betah berlama-lama di dalam museum wayang ini. Entah ya…setelah saya baca-baca.. beberapa referensi memang menyebutkan kalau museum ini masih terkenal angker. Ya untungnya sih anak-anak gak melihat penampakan apa-apa…mungkin gak nyaman aja dengan ruangan yang remang-remang dan dingin 🙂
hihi, emang terlihat spooky sih, Mak.. oh, jadi gak cuma wayang kulit aja ya Mak.. mm, mungkin yang bikin serem itu temen-temennya Si Unyil itu. Itu boneka Rusia juga mengingatkanku pada Annabelle 😛
Buat aku yang gak serem cuma wayang kulitnya mak…hahahaha. Lainnya serem semua… 😀
Kemarin tuh sekilas doang ngeliat postingan ini seliweran di temlen blog, kek gimanaaa gt ngeliat lorongnya.
Dan pagi ini baru ngebaca, ndilalah emg dikenal angker yak. Serem emg yak kalo remang2 begitu pajangannya boneka2 gt pulak hihihi. Tfs mbak, jadi tau kalo di sekitar kota tua Jakarta ada museum ini
Sama-sama mbak 🙂 Untungnya pas kunjungan suasananya lagi rame banget hehehe…jadi gak terlalu terasa serem.. Hihi gak usah dibayangin ya gemana kalo pas yang kunjungan cuma kita aja gitu…
Emang seru main ke museum ini Mba. Tapi emang dikenal angker sih.
hehe iya ternyata emang angker… 🙂
Lorongnya kok sereeem ya. Liat di foto kok agak gimana gitu apalagi kalau di sana ya.
Heheh iya mbak Ety…tapi di lorong ini masih mendingan..karena kita udah mau keluar dari museum 🙂
seru juga ngajak anak ke museum. kirain mereka bakal bosan
Kalo bosannya sih nggak …karena yang diliat boneka2 gt…cuma suasananya aja yang bikin anak-anak2 kurang nyaman 🙂
Kl buat ayang gnian mah gk serem,dikmr blkg pusakanya sekamar gpp kok,skrg kumpul sm ortu ya…selamat ya…da jd penulis sukses nich…
Haha….gak serem sih..cuma gemanaaa… gitu.. :p Aminnnn ..iya semoga.. 🙂
Mana serem sm kmr belakang mbak ayang?ditempat yg penuh pusaka itu?gmn smua keluarga,sehat smua kah?pa2,ma2,wir n dim?semoga Allah memberi nikmat yg luar biasa buat kalian smua,salam dr bumi sebrang.
Hahah sereman di museum wayang lah… 🙂 Alhamdulillah sehat semua…Aminnnnn YRA…aeehh bumi seberang mana ini… 😀