Begini Nih PPDB Online di Sumenep

PPDB Online di Sumenep

Akhirnya saya menuliskan tentang PPDB nih..Kemarin-kemarin saya masih wait and see..Gak buru-buru meributkan menyikapi PPDB system zonasi yang sedang berjalan di daerah lain. Karena eh karena…ketika di daerah lain sudah berjalan proses penerimaan peserta didik baru secara online..di daerah saya belum. Gemana mau komentar?Apalagi secara teknis tiap daerah gak sama , jadi kalo saya belum menjalani lalu berkomentar (apalagi komentarnya tanpa solusi dan berpotensi memancing emosi)… Karena gak sedikit loh yang komentar pedas tentang zonasi..ternyata gak ikutan daftar karena anaknya masih kelas 5 atau baru mau kelas 6. Ya gemana ya..hehe..

Saya sendiri memutuskan untuk memilih melanjutkan pendidikan Nares ke SMP Negeri, bukan SMP swasta berbasis agama, bukan juga pondok pesantren. Banyak pertimbangannya…Yang pasti sih..saya ingin Nares merasakan pendidikan yang dikelola pemerintah, yang memberikan ruang pergaulan multi kultur.

Pendaftaran SMP di Sumenep baru dimulai 13 juni 2019. Saya dapet infonya dari foto brosur dari WAG. Disitu tertulis lengkap syaratnya, baik untuk jalur prestasi maupun jalur zonasi. Untuk jalur prestasi pendaftarannya offline datang langsung ke sekolah menyerahkan berkas-berkas seperti salinan akte dan KK yang dilegalisir kelurahan atau desa setempat, raport dan Surat Keterangan Lulus yang dilegalisir pihak sekolah, dan piagam penghargaan (beserta aslinya), juga pas foto.

Urusan legalisir ini sempat mendapat komentar kalau seharusnya legalisir KK dan akte di Dinas Dukcapil. Nah kalau pihak sekolahnya minta legalisir dari kelurahan/desa..ya kita manut ajah toh..Pihak sekolah punya tujuan sendiri pastinya kenapa legalisirnya di kelurahan/desa setempat…yakan..yakan..

Semua persyaratan sudah saya siapkan beberapa hari sebelumnya, kecuali Surat Keterangan Lulus, karena kelulusan baru diumumkan tangga 12 Juni, sehari sebelum pendaftaran dimulai. Alhamdulillah semuanya lancar..

Saya rencananya memang mandaftarkan lewat jalur prestasi, karena kebetulan punya prestasi non akademik (juara 2 dan 3 Kejuaraan Renang tingkat kabupaten Sumenep  2018). Tapi saya belum tahu prosedurnya untuk pendafatran jalur prestasi ini.

Pendaftaran Japres yang Gak Disengaja

Tanggal 13 Juni 2019 sekitar jam 8 pagi saya sudah sampai di SMPN 1 Sumenep, setelah entah berapa puluh tahun saya gak menginjakkan kaki disini. Yaa..saya alumni sekolah ini. Dan kesini lagi untuk mendafatrakan anak sulung saya.. 😀

Saya langsung menuju aula yang tampaknya memang sudah disiapkan untuk tempat pendaftaran. Disitu saya langsung menanyakan untuk pendaftaran peserta didik baru. Karena syarat pendaftaran harus daftar online dulu, tapi saya tidak menemukan website yang bisa diakses untuk pendaftaran. Ternyata menurut petugas , websitenya memang belum dibuka..dan baru dibuka tanggal 24 Juni. Yang tanggal 13 Juni adalah pendaftaran untuk jalur prestasi. Wahh..yasudahlah..saya langsung daftar aja.. Sudah kadung nyampe sekolah kan..dan berkasnya juga sudah saya siapkan semua..Tinggal isi formulir..serahkan berkas…DONE.

Selanjutnya saya menunggu kabar hasilnya. Kaalau tidak lolos di jalur prestasi..ya daftar jalur zonasi. Sebenarnya untuk jalur zonasi saya gak terlalu khawatir juga. Karena jarak dengan sekolah kalau saya ukur di google maps sekitar  1,2 km. Di sebelahnya ada SMPN 2, saya ukur 1,4 km jarak dari sekolah ke rumah. Tak jauh dari SMPN 2, ada SMPN 3. Jadi di 1 kecamatan kota ada 3 sekolah SMP negeri (ada 2 SMP negeri dibawah naungan Kemenag juga).

Ternyata pengumuman bersamaan dengan awal pendafatran zonasi. Nah..ini sempat bikin saya dagdigdug..Ya ada kekhawatiran gak diterima jalur prestasi . Saya Cuma dikabari kalau nanti dihubungi pihak sekolah..Jadi ya gak ada cara lain selain menunggu kan..

Tanggal 24 Juni, saya akhirnya ke sekolah untuk memastikan sudah ada pengumuman apa belum..hahah duhhh ternyata sesampai di sekolah..ada pengumuman kalau untuk jalur prestasi akan diumumkan besok. Wakwaw…ya sudah..balik lagi besok deh…

Menunggu kepastian diterima atau nggak meski Cuma sehari rasanya lama banget ya..Apalagi di luaran sana PPDB online heboh banget..PPDB online di Sumenep juga sudah mulai. Mau langsung daftar system zonasi..ya gak bisa juga ..Tar jadinya kan dobel datanya..di japres dan zonasi. Ah yasudah emang kudu sabar sedikit. Sambil meyakinkan diri..insyaallaah diterima.

Saya hanya sempat mengunduh Juknis PPDB Online kab. Sumenep.. Dari Juknis itu saya tahu tentang berbagai hal lebih detail. Tentang scoring untuk jalur prestasi dan zonasi misalnya. Dari situ juga saya bisa melihat sebaran SMPN di kabupaten Sumenep. Di setiap kecamatan sudah ada 1-2 SMPN.

Oiya..ada beda juga nih dengan daerah lain, di Sumenep gak perlu token atau PIN yang diambil ke sekolah untuk pendaftaran online..Jadi ya simpel banget deh menurut saya (meskipun saya gak ikut PPDB Online)

Pengumuman Hasil Seleksi 

Tanggal 25 Juni saya dihubungi pihak sekolah. Begitu juga ortu lainnya yang mendaftar jalur prestasi. Kami diminta hadir ke sekolah untuk mendapat informasi seputar hasil pendaftaran japres. Di sekolah kami hanya mendapat berbagai informasi tentang penambahan kuota untuk jalur prestasi sebedar 15% (dari semula 5%). Insyaallaah peluang yang lolos lebih besar, dari yang awalnya sekitar 15 anak aja, dengan penambahan kuota ini bisa jadi 40 lebih. Pengumuman resmi untuk japres ini bersamaan dengan pengumuman jalur zonasi tanggal 29 Juni 2019.

Alhamdulillah tanggal 29 Juni 2019 sekitar jam 12 siang saya datang ke sekolah untuk melihat langsung pengumuman. Untuk jalur zonasi sebenarnya bisa dilihat secara online, tapi banyak juga yang datang ke sekolah untuk melihat hasil seleksi. Untuk yang jalur prestasi karena pendaftarannya offline, ya hasil seleksinya juga diumumkan offline. Dan saya menemukan nama Nares dalam daftar yang lolos, bersama 40 lebih siswa lainnya. Alhamdulillah..

Langkah selanjutnya tinggal daftar ulang…Tentu yang ditunggu adalah berapa besaran biaya untuk daftar ulang..Ortu lain juga begitu ada yang bertanya ke petugas pendaftaran, “ berapa biaya daftar ulangnya?” Dijawab santai petugas ,”ibu mau ada biaya?” lalu disambut tawa oleh ortu siswa lainnya..Petugas menegaskan tidak ada biaya apa-apa..kalau pun ada nanti diinformasikan pada saat pertemuan ortu murid menjelang masuk sekolah. Seragam pun nanti ada penawaran mau beli sendiri atau beli di sekolah..Jadi tidak ada kewajiban membeli di sekolah. Ya lah.. kita tunggu saja ..semoga diberi kemudahan untuk daftar ulang dan proses pendidikan selanjutnya ya…

47 Replies to “Begini Nih PPDB Online di Sumenep”

  1. Selamat y kak Nares, sudah jd anak SMP nih. Semoga makin berprestasi di sekolah baru

  2. Selamat ya…doaku, semoga anaknya semakin sukses dunia dan akhirat

  3. Wah, senangnya Nares sudah jadi anak SMP. Mba, kok aku jadi ikut happy punya rumah dekat dengan beberapa sekolah. hehehe Salah satu keuntungan punya rumah di kota ya mba.

  4. Alhamdulillah pas PPDB anak gak terlalu ribet, bahkan lebih gampang. Mungkin karena masuk ke sekolah swasta yahh

  5. Gita sarrah says: Balas

    Alhamdulillah ya mba dian .. putranya mba dian udah keterima di smp yg diinginkan.. lewat jalur prestasi pula.. Hebat?..Udah tenang deh?

  6. Alhamdulillah Nares sudah dapat sekolah terbaik yaa.. Semoga prosesnya dilancarkan sampai masuk sekolah ya.. Nanti gak terasa sudah masuk SMA hehe..

  7. Bagi yang gaptek dan ga ikut alur, kayak begini bisa jadi berasa makin ribet dan pusing. sebab tidak semua teknologi onlen ini bisa digunakan dan dipahami oleh wali murid, tapi mau gimana lagi yah…semangat

  8. Aku ikut dag dig dug baca ttg zonasi ini mbak..

    Bnrny amannya jarak brp km sih..

    Ada juga yg 800 m ttp g keterima..

    Masak iya harus ngekos di sekolah, haha

    1. Ada skoring mbak.. jarak 0-500 meter itu skor paling tinggi, baru 500 m-1000 m. Ya kalo penerimaannya bener… bisa jadi yang pendaftar 0-500 banyak.. Tiap daerah secara teknis beda2 ya…

  9. Vicky Laurentina says: Balas

    Alhamdulillah, Mbak Dian, Nares sudah dapat sekolah. Saya yang baca artikel ini doang tanpa gambar yang informatif aja ikutan deg-degan.

  10. Beneran deh PPDB tuh tahun ini bikin heboh para ortu… masing-masing daerah ada kebijakan tersendiri ya Mba…

  11. nah selamat masuk jalur prestasi di tengah polemik zonasi
    tapi yang penting tetap semangat belajar ya buat kak nares
    semoga lancar amin

  12. Sistem zonasi ini memang jadi pro kontra banget ya. Kalau zaman saya dulu sistemnya masih rayon jadi kayaknya lebih longgar dari zonasi ini. Saya sih berharapnya saat anak saya masuk sekolah nanti sistemnya sudah lebih baik. Jujur sih sebagai orang tua saya juga ingin anak masuk di sekolah yang tracknya bagus

  13. Beda kota beda sikon sih. Di Bandung, jarak 1,2 km udah pasti terpental dari jalur zonasi. Ada SMP yang zonasinya cuma di radius 300an meter. SMP terdekat dari rumahku jarak terjauh zonasinya 700an meter (tahun lalu juga). Rumahku sendiri lebih dari 800 meter dari sekolah. Itu SMP terdekat dan bukan favorit.

    Melihat data tahun lalu (aku memantau yang tahun 2018, sampai bikin tabel hasil seleksi berdasarkan zonasi) dan kepadatan penduduk, anakku langsung kudaftarkan ke SMP swasta.

  14. Alhamdulillah, tabarokAllah.
    ini namanya “Nikmatnya tinggal di kota kecil ya maaak”qiqiqiqiiq

  15. Wah, alhamdulillah lancar ya mbak 🙂
    Bagus ya di sumenep sebaran sekolahnya sudah merata…

  16. Asyik, selamat Mbak Dian buat Nares. Bisa masuk jaalur prestasi ke SMP. LUmayan ngirit ya, semoga makin berprestasi di kelas baru.

  17. Alhamdulillah Nares lulus japres.Selamat yaa. Semoga di SMP makin pinter dan soleh ya..
    Kalau zonasi aku setuju-setuju aja. Pengalaman saat anak sulungku dulu masuk Elementary school di Amerika-negeri, hanya bawa paspor dan semacam KTP sementara. Dilihat kode posnya , sudah langsung diterima jika memang masuk zona. Enggak ada persyaratan apapun karena semua sekolah pemerintah berstandar sama. Semoga di Indonesia demikian juga nantinya.

  18. Alhamdulilah ya. Tapi kadang zonasi ini bikin sebel hehehe

    salam
    kidalnarisi.com

  19. Ini deg degan nya kayak pemilu kemaren ya mbak hahahhaha… Untung Nares keterima di jalur prestasi. Jadi ga terlalu worry untuk ke jalur zonasi kalau ngga keterima

  20. Alhamdulilah selamat ya mba Kaka Nares keterima lewat prestasi non akademik, aku jadi deg2an dan galau ntar mau sekolahin mana wkwkwk padahal anakku masih baru masuk SD tahun ini :p

  21. Iya banget mbak, banyak yang bikin status di fb ternyata ga punya anak yang ikut ppdb, alasannya untuk persiapan

    ???

  22. Selamaat kaka Nares…
    Sudah jadi anak SMP euuii~

    Aku inget banyaknya keluhan orangtua yang anaknya tidak diterima karena jalur zonasi ini dinilai tidak fair (karena yang mengeluh, sepupu-sepupuku di grup keluarga). Sungguh ramai dan tidak solutif.

    Semoga sistem apapun, rejeki dan takdir masing-masing anak serta doa orangtua, selalu mengiringi.

    Semangaatt, kaka Nares.

    **aku ajarin renang yaak…kalau pas main ke Sumenep

    1. Setiap daerah memiliki peraturannya masing-masing yaa, kak Di?
      Temenku sampai jadi 4 blogpost loo, kak…

  23. Jujur pengalaman pertama ppdb untuk tkt smp nih yg aku ikuti dan cukup membingungkan terlebih krn ada sistem zonasi yg utk tangsel masih belim settle nih

  24. Mbak.. Aku baca nya ikut deg2an loh, Alhamdulillah ya keterima di jalur prestasi, jadi ga perlu repot-repot daftar lagi lewat jalur zonasi. Semoga kak Nares bisa berprestasi juga ya di sekolah nya yang baru.

  25. Itulah kenapa penting saring befor sharing ya mba.
    Apalagi kalau belum mengalami sendiri.

    Aku juga suka gemas nih sama oknum yang doyan memelihara kebiasaan seperti ini.
    Kalau memang tidak berkenan, bisa memilih jalur yang elegan!

  26. PPDB online di setiap daerah memang berbeda-beda. Ada kebijkan tersendiri juga dari setiap pemerintahnya. Alhamdulillah Nares diterima melalui jalur prestasi. Semoga nanti belajarnya makin semangat..

    Sistem zonasi ini memang luar biasa banget, ya. Saya lihat berita di tv ada yang sampai demo. Berhubung saya juga tidak sedang mendaftarkan anak atau saudara sekolah, saya jadinya masih silent aja tentang PPDB, cuma seneng aja kalau dengar anak yang berprestasi gitu. Rasanya membahagiakan 🙂

  27. Selamat ya Nares sudah mau jadi anak SMP.
    Aku belum rasain sih gmn susahnya daftar sekolah sistem zona kayak gitu. Soalnya anak2 masih sd swasta.
    Tapi ini buat bacaan kalo si sulung mau smp besok

  28. Aku baru ngeh deh ada jalur zonasi gini kalau mau masuk SMP gitu… Soalnya dari dulu aku masuk sekolah swasta… Hehe

  29. Orang kita tuh kebanyakan berkomenrar abcdef dulu ya sebelum merasakannya. Biar terkesan pintar, peduli, dll. Anak kita sama, Mba masuk ke jenjang SMP. Saya termasuk yang diam soal zonasi, karena saya sibuk cari pendaftaran pesantren dari awal anak saya naik ke kelas 6 SD. Jadi saya hanya dengar cerita teman-teman yang mendaftar saja. Selamat yaa sudah dapat ke SMP yang diharapkan apalagi lewat jalur prestasi ^_^.

  30. Aku kurang mengikuti berita tentang zonasi ini mbak, tapi di grup banyak banget yang bahas dan jadi lebih update dari grup. Kebayangnya apakah saat nanti anakku akan SMP ini masih berlaku juga gak ya, atau akan ada sistem baru lagi.

  31. Sistem zonasi ini seperti buah simalakama ya kak…
    tp menurutku sih pada prinsipnya sudah bagus, namun dalam pemngaplikasiannya mungkin diperlukan beberapa pemikiran yang lebih matang lagi…

    Alhamdulillah kalau mas Nares bisa masuk.. ikut seneng denger kabar baiknya..

  32. Jadi ini akhirnya pakai yang jalur prestasi yg offline ya mb? Kl di Jogja prestasi maupun zonasi semua online,, cuma tgl pelaksanaannya yang dibedakan…jadi ingin berbagi pengalaman pas ndaftar ponakan lewat ppdb online jogja kemarin…

  33. Alhamdulillah tak ada biaya apa-apa. KArena mengurus PPDB ini pun bukan sesuatu yang mudah karena mengurus waktu. heheh

  34. Nchie Hanie says: Balas

    Alhamdulillah ya Nareeees,
    Btw itu keren banget juara renang euy.

    Hmm, ku sempet mumet juga mengikuti PPDB online, sesuatu banget gitu loh, SMP ma SMA , dan Aku masih pengabdi sekolah Negeri

  35. Aku yang belum punya anak yang harus ikut PPDB Online sukses ikut tegang dengan sistem seperti ini dalam dunia pendidikan kita lho
    Jadi membayangkan besok Salfa harus seperti apa, hehe

  36. system baru ini memang lumayan merepotkan ya mba..kalau aku baru tahun depan anak-anak akan pindah sekolah, jadi membaca banyak pengalaman teman-teman yang anaknya masuk SD, SMP or SMA.

  37. Maya Nirmala Sari says: Balas

    Ikut deg-degan menyimak proses mencari sekolah ini. Kayak berebut gitu mau masuk sekolah negeri. Semoga anak-anak mendapatkan sekolah yang baik.

  38. Selamat Nares sudah jadi anak SMP. Semoga sukses di sekolah barunya. Jadi gimana ada acara bayar2 gak mbak? Ditunggu kisah selanjutnya hehe 😀

  39. Saya juga belum bisa berkomentar banyak soal zonasi ini soalnya anak baru kelas 5 SD dan lagi dia sekolah di SDIT. SMP juga kemungkinan kalau pemikiran anaknya gak berubah dia juga pengwn mondok katanya.

  40. Sistem zonasi bikin banyak orang tua panik ya, saudaraku juga nih. Meski akhirnya anaknya dapat sekolah yang dekat rumah. Aku sih udah nggak menghadapi zonasi,anak-anak udah jadi mahasiswa

  41. Semoga nanti ketika krucils mulai di fase SMP atau SMA, siatwmnya berubah ya mba. Agak gak setuju sih sama sistem zonasi.

  42. […] yang meskipun sudah lansia…tapi keukeuh pengen kuliah. Nahh jadilah banyak adegan serius di lingkungan keluarga Lastri yang tidak semuanya setuju dia ngampus. Tapi akhirnya Lastri kuliah juga deh…dan ikut […]

  43. […] kendaraan bermotor sangatlah penting. Yang utama memang untuk mobilitas ke kantor, antar jemput anak sekolah, ke pasar, kadang traveling yang jarak dekat ya pake sepeda […]

  44. […] SMP negeri. Alhamdulillah ya…cerita tentang proses masuknya bisa dibaca di ulasan tentang ‘PPDB Online’ ya… Sebagai siswa yang selama 6 tahun belajar di sekolah swasta berbasis agama, Si Sulung […]

  45. […] Cerita tentang PPDB saat si sulung bisa di : PPDB Online […]

Tinggalkan Balasan