“Bisa nggak pak dalam setahun menanam padi 2-3 kali?”
“Bisa pak…” Jawab petani serempak.
“Ya asal airnya ada pak…” sahut petani lainnya.
Itulah obrolan petani dengan petugas penyuluh lapang (PPL), dan saya berada diantara mereka. Pertemuan dilakukan di salah satu desa di kecamatan Ambunten kabupaten Sumenep Madura. Ada beberapa desa di kecamatan ini yang tergolong lahan kering dan tidak berpotensi untuk ditanami padi. Namun karena ada program pemerintah untuk perluasan areal tanam, petani mulai berpikir bagaimana caranya lahan mereka bisa ditanami padi.
Air. Itulah hal utama agar lahan petani bisa ditanami padi setidaknya 2 kali dalam setahun. Petani dengan senang hati akan menanam padi selama ketersediaan terpenuhi. Terpenuhi dalam artian jumlahnya mencukupi dan aksesnya mudah. Karena selama ini di daerah-daerah yang tidak berpotensi padi petani enggan menanam padi karena aksesnya tidak mudah. Bila mereka memaksakan menanam padi (termasuk bila menanam varietas tahan kering) biaya untuk pengairan lahan sangat tinggi. Sebagai gambaran saja, untuk luas lahan tak sampai 1 hektar, petani yang minim akses pengairan bisa mengeluarkan biaya sekitar 2 juta untuk 1 kali musim tanam. Karena mereka harus membayar setiap akan melakukan pengairan di sawahnya.
Untuk itulah beberapa program terkait pengadaan dan rehabilitasi jaringan pengairan yang didanai APBN, sangat disambut baik oleh petani. Pengadaan jaringan pengairan dilakukan dengan membangun rumah pompa dan pipanisasi. Dengan adanya fasilitas tersebut air jadi tersedia dan bisa mencapai lahan-lahan mereka tanpa harus mengeluarkan biaya rutin yang besar.


Pembangunan dan Perbaikan jaringan pengairan untuk persawahan bukan hanya di Madura, tapi juga di seluruh wilayah Indonesia. Apakah dampaknya signifikan ? Alhamdulillah ternyata memang berdampak. Data BPS menyebutkan, pada tahun 2015 terjadi kenaikan produksi padi 6,37% dibanding pada tahun 2014. Begitu juga dengan komoditi jagung dan kedelai. Jagung naik 3,17% dan kedelai 0,85%. Peningkatan ini juga diprediksi akan terjadi pada tahun 2016, mengingat upaya peningkatan produksi melalui program cetak sawah masih terus dilakukan.
Nah..sebenarnya seberapa besar alokasi anggaran untuk rehabilitasi dan pembangunan jaringan pengairan untuk persawahan di APBN 2017? Anggaran untuk itu termasuk dalam Anggaran Kedaulatan Pangan, yaitu sebesar 5,0% dari total Belanja Negara. Alokasinya antara lain untuk :
- peningkatan produksi padi
- peningkatan produksi jagung
- pembangunan dan perbaikan jaringan pengairan persawahan
- cetak sawah
- produksi perikanan (tangkap dan buidaya)
- produksi garam rakyat
Selain melalui anggaran kedaulatan pangan, peningkatan produksi komoditi padi-jagung-dan kedelai juga mendapat subsidi dari pemerintah. Subsidi yang masuk dalam subsidi non energi ini meliputi subsidi benih dan pupuk. Dengan subsidi benih misalnya, petani cukup menebus benih padi sekitar 2000an rupiah saja per kilogram. Untuk pupuk, urea misalnya..petani juga cukup menebus dengan harga 1.800 rupiah/kilogram. Penyaluran kedua subsidi ini juga sangat ketat untuk menghindari penyalahgunaan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Menarik juga sih baca-baca tentang APBN 2017 ini. Saya sendiri yang tadinya awam dengan urusan anggaran, apalagi anggaran negara, jadi punya gambaran berbagai alokasi anggaran untuk keperluan pembangunan. Informasinya tersaji dengan sangat gamblang dan gak rumit. Pengen tahu juga nggak…alokasi APBN untuk bidang lainnya? Cek aja disini .. Kita bisa tahu banyak tentang APBN yang lebih kredibel dan berkualitas di tengah ketidakpastian global 🙂
Semoga Bermanfaat
Sumber :
https://www.bps.go.id/brs/view/id/1271
http://kemenkeu.go.id/apbn2017
saya sempat berpikir jaringan irigasi tersier yang seperti di gambar itu kesepakatan dari pihak desa di wilayah terkait. Rupanya ada anggarannya. Dan produksi garam laut juga bagian dari Anggaran Kedaulatan Pangan ya
Iya Bu Lidha..untuk JIT yang semacam ini didanai APBN dan swakelola…dana masuk ke rekening kelompok tani, petani yang bikin JIT nya 🙂
Saya jadi mulai tertarik nih sama hal awam soal APBN ini. 😀